Apakah kamu tahu bahwa di dunia kodok tertentu, ternyata kodok betina memiliki trik khusus untuk menghindari seks dengan kodok jantan? Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa kodok betina Eropa biasa memiliki kebiasaan mengelabui untuk menghindari perkawinan yang tidak diinginkan dengan kodok jantan. Padahal, sebelumnya para ilmuwan meyakini bahwa kodok betina hanya pasif dan tidak memiliki peran dalam perkawinan.
Perilaku ini sangat penting karena kodok Eropa biasa memiliki masa perkawinan yang sangat singkat. Dalam waktu dua minggu setiap musim semi, kodok jantan berebutan untuk kawin dengan kodok betina sebanyak-banyaknya. Karena jumlah jantan yang jauh lebih banyak daripada betina, seringkali beberapa jantan mencoba untuk kawin dengan satu betina secara bersamaan, sehingga terbentuk apa yang disebut “mating ball”. Namun, perilaku ini dapat menjadi berbahaya bagi betina, karena dapat membuatnya tenggelam atau terhimpit yang berakibat kematian.
Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Royal Society Open Science menemukan bahwa betina kodok memiliki tiga strategi untuk melepaskan diri dari cengkeraman kodok jantan, yaitu berputar, mengeluarkan suara pelepasan, dan immobilisasi tonik.
Strategi paling umum adalah dengan berputar, di mana betina berbaring terbalik saat jantan berada di atasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 83% betina yang dicoba dikawini oleh kodok jantan melakukan manuver menggelitik ini. Dengan berputar, betina dapat memaksa jantan tenggelam untuk membebaskan dirinya.
Respon kedua yang paling umum adalah dengan mengeluarkan suara yang menirukan suara pelepasan yang biasanya dilakukan oleh kodok jantan untuk menghindari kodok jantan lain yang secara tidak sengaja mencoba untuk kawin. Hampir setengah dari betina menggunakan taktik ini untuk menghindari perkawinan yang tidak diinginkan.
Yang paling mengejutkan bagi para ilmuwan adalah, sepertiga betina terlihat berpura-pura mati ketika ada jantan yang mencoba untuk kawin. Mereka berbaring diam dengan anggota tubuh terentang seperti immobilisasi tonik.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kodok betina yang lebih kecil dan lebih muda lebih cenderung berpura-pura mati daripada kodok betina yang lebih besar dan lebih tua. Peneliti menduga ini karena kodok betina yang lebih muda cenderung lebih mudah stres karena belum melewati banyak musim perkawinan, sehingga mereka merespon dengan lebih kuat.
Secara keseluruhan, 46% betina yang dicoba dikawini oleh kodok jantan berhasil meloloskan diri.
Pura-pura mati merupakan taktik yang umum digunakan oleh hewan lain untuk menghindari predator, namun penggunaan taktik ini sebagai strategi untuk menghindari perkawinan baru terlihat pada beberapa spesies, termasuk capung, beberapa laba-laba, dan triton berderit tajam.
Meskipun demikian, masih belum jelas apakah perilaku menghindari ini terkait dengan seleksi seksual atau hanya untuk melindungi diri. Bisa jadi kodok betina menghindari perkawinan dengan kodok jantan tertentu untuk “memilih” pasangannya, meskipun penulis studi ini lebih cenderung mempercayai bahwa perilaku ini lebih untuk melindungi betina dari kelompok kodok jantan yang berbahaya.
Jadi, siapa sangka bahwa kodok-kodok betina memiliki trik jitu untuk mengelabui kodok jantan dan mempertahankan kebebasan seksual mereka. Mereka menggunakan berputar, menirukan suara pelepasan, dan bahkan pura-pura mati sebagai strategi untuk menghindari perkawinan yang tak diharapkan. Kita dapat belajar banyak dari kecerdikan hewan-hewan di alam ini!
Sumber Gambar:
Gambar 1: “Frogs Faking Death” oleh Thomas Brown via Wikimedia Commons
Gambar 2: “Frog Mating Ball” oleh Carolin Dittrich/Berlin Museum of Natural History
Gambar 3: “Frog Playing Dead” oleh Carolin Dittrich