Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memiliki tugas untuk memberikan persetujuan atau penolakan terhadap apa yang kita konsumsi. Sayangnya, proses pengambilan keputusan mereka terkadang tidak seefektif yang seharusnya. Beberapa kesalahan besar yang dilakukan oleh FDA telah menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki bahkan hingga menyebabkan kematian. Berikut adalah beberapa kesalahan berbahaya FDA yang melepaskan obat-obatan berbahaya ke pasaran.
Kesalahan FDA: Quaaludes
Quaaludes adalah obat tidur yang digunakan antara tahun 1962 hingga 1985. Obat ini sangat tidak stabil. Banyak orang yang menggunakan obat ini untuk tidur justru mengalami gejala-gejala seperti kegilaan, kejang, muntah, bahkan kematian.
Cylert
Cylert, dirilis pada tahun 1975, awalnya ditujukan untuk mengobati ADHD dengan merangsang sistem saraf pusat. Namun, obat ini malah menyebabkan kerusakan hati yang parah. Ada 13 kasus kegagalan hati akut yang dilaporkan kepada FDA, 11 di antaranya berakhir dengan kematian atau transplantasi hati. Meskipun angka ini terlihat relatif rendah, jumlah kasus yang dilaporkan biasanya hanya sebagian kecil dari jumlah kasus yang sebenarnya terjadi.
Kesalahan FDA: Darvon/Darvocet
Darvon/Darvocet merupakan obat pereda nyeri opioid yang beredar selama 55 tahun. Obat ini ternyata dapat menyebabkan kelainan jantung yang serius dan bertanggung jawab atas 2.110 kematian antara tahun 1981 hingga 1999 saja.
DES
DES, suatu bentuk sintetis estrogen, dipasarkan kepada ibu hamil yang ingin memiliki bayi yang sehat. namun, DES justru menciptakan berbagai masalah lain yang mempengaruhi beberapa generasi, termasuk kanker serviks dan vagina, cacat lahir, peningkatan risiko kanker payudara, serta masalah kesuburan dan kehamilan.
Kesalahan FDA: PTZ/Metrazol
PTZ/Metrazol awalnya digunakan untuk memberikan terapi kejang kepada penderita skizofrenia dan kondisi psikiatrik lainnya. Namun, obat ini malah menyebabkan kejang yang tidak terkendali, kram otot, dan patah tulang belakang pada sekitar 42% pasien.
Posicor
Posicor, yang ditujukan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan nyeri dada, ditarik kembali hanya dalam waktu setahun setelah dirilis. Obat ini diketahui menyebabkan detak jantung yang tidak teratur dan berpotensi berbahaya jika digunakan bersamaan dengan beberapa jenis obat lainnya.
Kesalahan FDA: Vioxx
Vioxx, obat antiinflamasi yang ditujukan untuk mengobati penyakit rematik, telah mengalami pencabutan terbesar sepanjang sejarah. Meskipun uji klinis awal menunjukkan tidak ada peningkatan risiko serangan jantung atau stroke, studi lebih lanjut mengungkapkan adanya peningkatan jumlah serangan jantung yang terkait dengan obat ini. Bahkan, peneliti dari FDA memperkirakan bahwa Vioxx telah terkait dengan lebih dari 27.000 serangan jantung atau kematian akibat masalah jantung.
Dalam kesimpulannya, FDA sebagai lembaga pengawas obat dan makanan memang memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan kesehatan masyarakat. Namun, kesalahan yang mereka lakukan terkadang dapat berdampak fatal. Oleh karena itu, penting bagi FDA untuk terus meningkatkan proses pengawasan dan evaluasi terhadap obat-obatan sebelum memutuskan untuk melepaskannya ke pasaran.