Misteri Kebudayaan Tartessos dan Upacara Pengorbanan Massal di Casas del Turuñuelo

Robi Cuakz

Situs arkeologi Casas del Turuñuelo di Spanyol baru-baru ini mengungkapkan bukti yang sangat langka tentang pengorbanan hewan massal dalam upacara ritual yang terjadi pada abad ke-5 SM.

Upacara Pengorbanan Massal di Casas del Turuñuelo

Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE, tim arkeolog berhasil menggali 6.770 tulang kuno yang terdiri dari setidaknya 52 hewan yang berbeda. Hewan-hewan tersebut meliputi 41 kuda, 6 sapi, 4 babi, dan 1 anjing. Terdapat tiga lapisan hewan yang dikuburkan, menunjukkan bahwa pengorbanan ini dilakukan dalam tiga tahap yang berbeda. Dua lapisan pertama hewan-hewan tersebut hanya dibunuh dan dikuburkan, sedangkan pada lapisan ketiga terdapat tanda-tanda bahwa hewan-hewan tersebut disembelih untuk dimanfaatkan dagingnya.

Selain tulang-tulang hewan, arkeolog juga menemukan bahan tumbuhan yang terbakar di sekitar tulang-tulang tersebut, menunjukkan bahwa api mungkin juga memainkan peran penting dalam ritual pengorbanan ini. Para penulis studi tersebut mengungkapkan bahwa hewan-hewan yang dikuburkan pada lapisan ketiga kemungkinan disembelih untuk sebuah pesta atau jamuan besar, sementara sisa-sisa hewan tersebut diletakkan dalam lubang sebagai “tanda peristiwa” tersebut.

Kebudayaan Misterius Tartessos

Penemuan ini tidak hanya memberikan informasi tentang praktik pengorbanan massal di masa lampau, tetapi juga mengungkapkan lebih banyak tentang peradaban kuno yang misterius, yaitu Tartessos. Suku Tartessos mendiami Semenanjung Iberia selatan antara abad ke-9 dan ke-5 SM pada masa Zaman Besi. Mereka memiliki sistem tulisan sendiri yang dikenal sebagai Tartessian dengan sekitar 97 prasasti yang ditemukan.

Peradaban Tartessos seringkali muncul dalam tulisan-tulisan kuno dari Yunani kuno dan Timur Dekat, yang menggambarkannya sebagai sebuah kota pelabuhan yang hampir mitos. Namun, ketika zaman Romawi tiba, Tartessos tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Salah seorang sejarawan Yunani kuno, Ephorus of Cyme, pernah menulis tentang “sebuah pasar yang sangat makmur bernama Tartessos, dengan banyak timah yang dibawa melalui sungai, serta emas dan tembaga dari tanah Celtic.” Fakta menarik lainnya, para cendekiawan kuno seperti Aristotle dan Pausanias menggambarkan Tartessos sebagai sebuah sungai bukan sebagai sebuah kota. Menurut mereka, sungai tersebut bermula dari gunung Pyrenees dan mengalir keluar menuju laut melalui dua titik yang berbeda. Antara dua titik tersebut, menurut Pausanias, terdapat sebuah kota dengan nama yang sama, Tartessos.

Peradaban Pertama di Laut Tengah Barat

Meskipun begitu banyak tentang Tartessos yang masih merupakan misteri, banyak sejarawan saat ini menganggapnya sebagai peradaban pertama di Laut Tengah Barat. Arkeolog Richard Freund berkata kepada Atlas Obscura, “Mereka memiliki tingkat kecanggihan yang luar biasa.” Freund juga menambahkan bahwa Tartessos pada dasarnya adalah budaya yang didasarkan pada kehidupan di laut, sehingga temuan bukti adanya peradaban di pedalaman menunjukkan bahwa mereka sedang “melarikan diri dari sesuatu. Mereka merasa bahwa para dewa telah berpaling dari mereka. Jadi mereka membangun ruang makan dan melakukan pengorbanan ini untuk meredakan kemarahan dewa. Sayangnya, tampaknya tidak berhasil.”

Penemuan baru di Casas del Tureñuelo ini mungkin saja merupakan salah satu upaya mereka untuk meredakan kemarahan para dewa. Dengan mengorbankan kuda-kuda mereka, suku Tartessos menunjukkan ketegasan mereka untuk tidak meninggalkan tempat tersebut.

Meskipun hari-hari terakhir peradaban ini masih merupakan misteri, penemuan baru ini telah menambahkan beberapa potongan kejanggalan di puzzle sejarah Tartessos.

Gambar: Pola penguburan hewan di Casas del TuruñueloGambar: Tangga menuju Makam Pengorbanan MassalGambar: Gambaran umum Casas del Turuñuelo dan situs arkeologi lain di Meseta Sungai Guadiana

Leave a Comment