Di dalam kompleks reruntuhan piramida Maya di Chochkitam, Petén, Guatemala, para arkeolog telah membuat dua penemuan mengejutkan. Pertama, terdapat tanda-tanda penjarahan makam oleh pencuri makam. Dan kedua, para pencuri makam telah melewati sebuah ruangan di dalam piramida yang terletak di ruang tengah.
Ketika para arkeolog mulai menggali ruangan tersebut sendiri, mereka menemukan sejumlah harta karun yang menakjubkan, termasuk sebuah topeng jade yang tampaknya pernah dimiliki oleh seorang raja Maya
“Ini merupakan kegembiraan dan kehormatan yang luar biasa,” kata Francisco Estrada-Belli, Penjelajah National Geographic. “Kadang-kadang kita memang beruntung.”
Penemuan Topeng Jad Maya
Sebagaimana dilaporkan oleh National Geographic, Estrada-Belli dan koleganya pertama kali melihat tanda-tanda pencurian makam di situs Chochkitam pada tahun 2021 ketika mereka mengkaji survei LiDAR. Namun, para pencuri makam telah mengabaikan sebuah ruangan pusat di dalam piramida kuno, yang kemudian dengan cermat digali oleh para arkeolog itu sendiri.
“Kami sangat terkejut ketika kami mulai menggali lubang yang telah dibuka oleh para pencuri makam dan berhenti karena alasan keamanan,” kata Estrada-Belli.
Namun, untunglah mereka tidak berhenti. Di dalam piramida itu, para arkeolog menemukan topeng jade, tengkorak manusia, gigi dan tulang, kotak mirip peti mati, serta persembahan pemakaman berupa pot dan kerang tiram. Secara mengejutkan, para arkeolog menemukan bahwa ada ukiran pada beberapa tulang panjang.
Batuan seperti jade yang digunakan dalam topeng ini sebelumnya telah ditemukan di situs-situs Maya kuno lainnya, di mana batuan itu digunakan untuk membentuk topeng mozaik untuk pemakaman kerajaan. Topeng ini sering menggambarkan dewa atau leluhur.
Para arkeolog menemukan ukiran pada salah satu tulang yang diyakini menunjukkan sosok penguasa yang memegang kepala dewa Maya – yang memiliki penampilan yang sama dengan topeng jade tersebut.
Lalu, siapakah raja yang dimakamkan di Chochkitam ini?
Sejarah Suram Seorang Monarki Maya
Menurut National Geographic, para ahli berhasil menguraikan ukiran dan hieroglif lain yang ditemukan pada potongan tulang yang tampaknya menyingkap nama raja itu: Itzam Kokaj Bahlam. Ia kemungkinan terkait dengan dewa badai Maya bernama Yax Wayaab Chahk G1, yang artinya “dewa hujan penyihir pertama.”
Berdasarkan penanggalan radiokarbon dari makamnya, para ahli meyakini bahwa raja ini berkuasa pada tahun 350 M. Ini menempatkannya di dalam periode Klasik Maya dari tahun 250 hingga 900 M, puncak kejayaan peradaban yang kuat dan masih relatif dipahami.
Estrada-Belli mengatakan bahwa Chochkitam merupakan “kota Maya berukuran sedang dengan bangunan umum yang relatif sederhana.” Ia menjelaskan bahwa 10.000 hingga 15.000 orang tinggal di dalam kota itu, dengan 10.000 lainnya tinggal di sekitarnya.
Meskipun makam raja ini menunjukkan bahwa dia memiliki kekuatan, para arkeolog menduga bahwa Itzam Kokaj Bahlam harus tunduk pada penguasa yang lebih kuat.
“Semua memberi saya kesan bahwa ini adalah seorang raja Maya yang menjadi bagian dari jaringan kerajaan Maya di sekitar pengaruh Tikal [di Petén] dan Teotihuacán [di Meksiko modern],” kata Estrada-Belli kepada National Geographic.
“Tidak ada pernyataan ketaan di situs ini. Tapi jika Anda membaca di antara baris-baris, itulah yang dimaksud – mereka adalah bawahan, kemungkinan bawahan dari Tikal langsung dan Teotihuacán tidak langsung.”
Untuk saat ini, masih banyak yang harus dipelajari tentang Itzam Kokaj Bahlam, Chochkitam, dan peradaban kuno yang pernah berkembang di sana. Piramida ini mungkin masih menyimpan rahasia kuno lainnya, dan Estrada-Belli dan rekannya berharap dapat mempelajari DNA dari tulang-tulang makam ini.
Ia mengatakan bahwa ia dan timnya akan terus menjelajahi terowongan-torowongan yang dibuat oleh para pencuri makam dan memetakan kota-kota di sekitar situs itu menggunakan teknologi LiDAR. Kemungkinan, ia menambahkan, piramida ini memiliki ruangan lain yang belum ditemukan.
Ini adalah kemungkinan yang menarik, karena lebih banyak artefak dapat memberikan gambaran yang lebih kaya tentang kehidupan manusia kuno di Chochkitam.