Kejadian Meteorik di Tall el-Hammam: Mencari Bukti dalam Kisah Sodom dan Gomora

Robi Cuakz

Pada tahun 1650 SM, warga Tall el-Hammam yang berada di wilayah Yordania modern menyaksikan meteor menghiasi langit seperti yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Dampaknya 1.000 kali lebih kuat dari bom atom yang menghancurkan Hiroshima dan menyebabkan suhu mencapai 3.600 derajat Fahrenheit. Kota itu langsung hancur dan tidak ada yang selamat.

Kini, sebuah studi baru telah menyimpulkan bahwa peristiwa dahsyat ini mungkin telah menginspirasi kisah Alkitab tentang Sodom dan kehancurannya oleh api.

Kisah yang Disampaikan Melalui Mulut ke Mulut

Meskipun tidak ada dari 8.000 penduduk Tall el-Hammam yang selamat untuk menceritakan kisah tersebut, para ahli percaya bahwa orang-orang di wilayah tetangga menyaksikan ledakan tersebut dan menyebarkan cerita mengenai kehancurannya melalui mulut ke mulut. Menurut The Conversation, cerita ini akhirnya menjadi versi tertulis yang kemudian ada dalam Alkitab.

Sebagaimana yang telah dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports, studi ini menyimpulkan bahwa tidak mungkin letusan gunung berapi atau gempa bumi yang menyebabkan logam cair dan keramik yang ditemukan di Tall el-Hammam selama 15 tahun terakhir. Ini membutuhkan suhu yang jauh lebih tinggi untuk meleburkan bahan tersebut, seperti ledakan meteorik yang dikenal sebagai “cosmic airburst”.

Bukti Tangible dalam Tanah Terbakar

Meskipun menceritakan secara tepat apa yang terjadi 3.600 tahun yang lalu mungkin terasa tidak mungkin, salah satu penulis studi, James Kennett, fokus pada bukti-bukti nyata. Hal ini membawanya dan timnya untuk menemukan pecahan kaca dan logam cair yang terkubur di dalam tanah yang hangus setinggi lima kaki.

“Kami melihat bukti suhu lebih dari 2.000 derajat Celsius (atau 3.600 derajat Fahrenheit),” kata Kennett.

Ia dan rekan-rekannya percaya bahwa sebuah meteor yang meledak menjadi bola api sekitar 2,5 mil di atas Bumi sudah cukup untuk membakar seluruh kota. Pakaian dan kayu akan terbakar seketika sementara logam, batu bata lumpur, dan gerabah akan mendidih dan meleleh. Sementara itu, orang-orang yang berada di tempat itu pasti akan menjadi buta dan terbelah oleh bola api dan gelombang kejut yang bergerak dengan kecepatan 740 mil per jam.

Keadaan kehancuran yang luar biasa ini, menurut para peneliti, sangat mungkin telah mengilhami jenis kisah apokaliptik yang masuk ke dalam teks-teks agama awal.

“Kami menyajikan bukti bahwa pada tahun 1650 SM, cosmic airburst menghancurkan Tall el-Hammam, sebuah kota Alur Perunggu Tengah di Lembah Yordania selatan di sebelah timur Laut Mati,” kata studi tersebut. “Masih ada perdebatan apakah Tall el-Hammam bisa menjadi kota Sodom seperti yang tercantum dalam Alkitab.”

Perbandingan Dengan Bencana Lainnya

Setelah analisis lebih lanjut, tampaknya sedikit peristiwa dalam sejarah yang dapat dibandingkan dengan cosmic airburst di Tall el-Hammam.

Dengan menggunakan dampak meteor dan detonasi nuklir yang diketahui dari masa lalu, para peneliti menggunakan kalkulator dampak untuk membandingkan kehancuran di Tall el-Hammam dengan situs-situs yang mengalami kerusakan serupa di seluruh dunia, seperti peristiwa Tunguska di Rusia pada tahun 1908 dan komet yang memusnahkan dinosaurus 66 juta tahun yang lalu.

Peninggalan Kota yang Hancur

Pada akhirnya, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Namun, yang pasti adalah wilayah tersebut menjadi reruntuhan setelah peristiwa itu, dengan Tall el-Hammam dan lebih dari 100 permukiman lainnya ditinggalkan selama bertahun-tahun.

Beberapa orang percaya bahwa tingginya kadar garam di tanah akibat meteor membuat tanah tidak cocok untuk pertumbuhan tanaman, sehingga meninggalkan daerah tersebut tidak berpenghuni.

Pada akhirnya, sepertinya sangat mungkin peristiwa apokaliptik ini sangat mempengaruhi penduduk di wilayah itu sehingga ceritanya terus disampaikan selama ratusan tahun dan tetap menakutkan hingga saat ini.

Leave a Comment