Dalam penelitian arkeologi terbaru, penemuan batu naga dan kamar pemakaman di Armenia telah menjadi sorotan utama bagi para ahli. Makna dari penemuan ini memberikan wawasan mendalam tentang praktik pemakaman kuno masyarakat Zaman Perunggu. Batu Naga Armenia menjadi pusat perhatian sebagai artefak yang kaya akan nilai sejarah dan kebudayaan. Temuan ini tidak hanya mengungkapkan kekayaan budaya Armenia kuno tetapi juga menggambarkan kompleksitas praktik pemakaman dan implikasi sosial di era tersebut.
Penemuan Batu Naga dan Kamar Pemakaman
Di Lchashen, Armenia, pada tahun 1980, penemuan menakjubkan terjadi ketika sebuah batu naga monumental berdiri tegak setinggi sepuluh kaki diungkap selama instalasi pipa air. Batu naga Armenia tersebut menyorot abad ke-16 SM, menghadirkan teka-teki sejarah yang memikat para arkeolog.
Batu naga yang megah menandai kamar pemakaman yang kaya artefak, mulai dari tembikar hingga fragmen obsidian. Kehadirannya menjelaskan keberadaan beragam item seperti jarum rambut perunggu, jarum tulang, dan seutas manik yang menghiasi makam tersebut. Seluruh kompleksitas adat dan kehidupan masyarakat kuno Armenia tercermin dalam penemuan ini.
Peneliti dibuat tercengang ketika menemukan sisa-sisa tulang dua bayi perempuan yang saling berhubungan terkubur dalam pelukan batu naga tersebut. Penemuan ini mengundang spekulasi tentang praktik pemakaman kuno serta hubungan simbolis antara batu naga dan kehidupan setelah kematian. Keseluruhan temuan memberikan jendela berharga bagi pemahaman historis Armenia yang kaya dan kompleks.
Sisa-sisa Bayi
Dua sisa-sisa bayi, yang usianya hanya nol hingga dua bulan, ditemukan dalam kamar pemakaman yang terkait dengan Batu Naga Armenia. Melalui pengujian DNA, terungkap bahwa kedua bayi ini memiliki “hubungan derajat kedua.” Artinya, mereka mungkin saudara tiri, bibi-keponakan, sepupu ganda, atau kakek-cucu.
Pemakaman bayi di bawah perlindungan Batu Naga di Armenia Zaman Perunggu Akhir dianggap sebagai fenomena yang jarang terjadi serta unik. Temuan ini memberikan pemahaman mendalam tentang praktik pemakaman dan masyarakat pada periode tersebut, menyoroti kompleksitas hubungan keluarga yang mungkin ada di tengah masyarakat tersebut.
Konteks Arkeologis
Batu Naga Armenia, atau dikenal sebagai “vishapakar,” adalah monolit batu basal yang kerap ditemukan tersebar di padang rumput pegunungan Armenia. Lebih dari 150 batu naga telah terungkap hingga saat ini, menjadi jejak berharga dari kehadiran budaya misterius di masa lalu.
Kamar pemakaman yang tanpa pintu masuk menimbulkan pertanyaan menarik. Kehadiran batu naga dalam satu dari 454 kuburan Zaman Perunggu di Lchashen menyiratkan makna simbolis yang dalam. Hal ini mengundang penelitian lebih lanjut mengenai ritual kematian dan kepercayaan spiritual masyarakat Armenia kuno.
Dalam konteks arkeologis lebih luas, keterkaitan antara batu naga dan kamar pemakaman membuka jendela terhadap warisan sejarah yang kompleks dan misterius. Penggalian dan interpretasi lebih lanjut menjadi kunci untuk membuka tabir kehidupan, kepercayaan, dan praktik sosial yang terkait dengan peradaban kuno Armenia.
Implikasi Budaya
Pemakaman kuno di Armenia memberikan gambaran jelas tentang bagaimana praktik berkabung dilakukan oleh masyarakat pada Zaman Perunggu. Dengan keberadaan Batu Naga Armenia, kita dapat melihat bagaimana ritual pemakaman dilakukan serta nilai-nilai yang ditekankan dalam proses tersebut.
Studi tentang kamar pemakaman kuno ini menggarisbawahi pentingnya mempelajari warisan arkeologis untuk memahami lebih dalam keyakinan sosial dan budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat pada masa lampau. Penemuan Batu Naga Armenia menjadi jendela yang menerangi kehidupan dan keyakinan spiritual orang Armenia kuno.