Pada abad ke-16, penjelajah Spanyol pertama kali membawa wabah smallpox ke Amerika Selatan, mengakibatkan kematian massal di antara suku-suku pribumi seperti suku Inca. Penemuan sisa-sisa dua balita Inca dengan Smallpox di Peru tidak hanya mengungkapkan dampak besar yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang sejarah dan perkembangan medis yang relevan hingga saat ini. Dengan temuan bukti tulang yang membawa kasus osteomielitis variolosa pertama, penemuan ini menghadirkan sebuah jendela baru bagi kita untuk memahami perjalanan tragis yang dialami penduduk asli Amerika Selatan saat itu.
Penemuan Balita Inca dengan Smallpox
Dalam penemuan bersejarah ini, sisa-sisa dua balita Inca ditemukan di pemakaman abad ke-16 di Huanchaco, Peru. Melalui pemeriksaan tulang mereka, terdeteksi tanda-tanda osteomielitis variolosa yang disebabkan oleh virus Smallpox. Signifikansi nya terletak pada fakta bahwa ini merupakan kasus pertama osteomielitis variolosa yang teridentifikasi di Amerika Selatan, memberikan wawasan medis dan sejarah yang berharga.
Latar Belakang Pemakaman dan Pemakaman
Pada abad ke-16, Spanyol membangun pemakaman penting antara tahun 1535 dan 1540 di Peru. Dalam penemuan arkeologis tersebut, terungkap 120 pemakaman dari periode awal penaklukan Spanyol. Lebih mencengangkan lagi, 90 dari jumlah tersebut adalah anak-anak, di mana 60 di antaranya berusia di bawah lima tahun.
Analisis teliti mengungkap fakta yang menyedihkan namun penting sejarah; jumlah pemakaman balita yang signifikan ini memberikan indikasi kuat tentang penyebaran Smallpox. Penyakit mematikan ini tidak pandang bulu dalam menjangkiti, mengekspos populasi termuda sebagai sasaran utamanya, yang diwakili oleh tingginya jumlah pemakaman balita di lokasi ini.
Bukti Tulang tentang Smallpox
Penemuan ini menggambarkan bukti tulang yang mengungkapkan tanda-tanda osteomielitis variolosa pada dua balita Inca. Lesi destruktif pada sisa-sisa tulang mereka menunjukkan tingkat keparahan infeksi tulang yang menyiratkan bahwa mereka mungkin hidup dengan Smallpox selama beberapa minggu sebelum akhirnya meninggal. Temuan ini memberikan wawasan mendalam tentang dampak kejam dari penyakit Smallpox pada masyarakat Inca kuno, serta relevansinya dalam rekaman sejarah medis dan arkeologi.
Signifikansi Religius
Penemuan Balita Inca dengan Smallpox di Peru memunculkan pertanyaan tentang pengaruh agama Kristen pada masyarakat pribumi. Salib anyaman buluh yang ditemukan bersama anak-anak menunjukkan adopsi agama baru secara luas, mencerminkan perubahan budaya yang mendasar. Perubahan ini tidak hanya terbatas pada keyakinan, tetapi juga menggambarkan dinamika kekuasaan dan penyebaran nilai-nilai Kristen di tengah budaya Inca yang kuat.
Smallpox di Dunia Baru
Menyelidiki Penemuan Balita Inca dengan Smallpox, kita dapat menyadari bahwa Virus Smallpox telah ada minimal 3.000 tahun. Kedatangan Spanyol pada tahun 1492 membawa penyakit ini ke Dunia Baru. Smallpox dengan cepat menyebar di antara populasi Pribumi, menyebabkan kerusakan besar pada komunitas-komunitas pribumi yang terinfeksi.
Penemuan Balita Inca yang terinfeksi Smallpox menjadi gambaran tragis dari dampak mengerikan yang dibawa oleh penyakit ini. Dari perspektif sejarah, penemuan ini menegaskan bagaimana interaksi antara Eropa dan Dunia Baru tidak hanya membawa pertukaran budaya, tetapi juga malapetaka medis yang merenggut ribuan nyawa tanpa pandang bulu.
Smallpox di Peru
Kelompok Pribumi di Peru mengalami kepedihan yang mendalam ketika Spanyol tiba pada tahun 1526. Penyakit Smallpox mewabah tanpa ampun, menghantam populasi Inca dengan kekejaman yang tak terbantahkan. Hingga tahun 1620, tak kurang dari 70 persen dari orang-orang Inca telah kehilangan nyawa akibat virus mematikan ini.
Penemuan Balita Inca dengan Smallpox membuka lembaran bersejarah yang tak terbantahkan. Arkeologis dan ilmuwan biologi terpukau dengan bukti-bukti yang telah terungkap, menyoroti dampak besar dari epidemi Smallpox di Peru pada masa itu. Mahasiswa arkeologi pun terdorong untuk menjelajahi lebih dalam signifikansi medis dan sejarah di balik penemuan yang mengejutkan ini.
Pentingnya Penemuan
Penemuan Balita Inca dengan Smallpox memberikan wawasan unik dengan penjelasan bahwa sebagian besar korban Smallpox tidak mengalami degradasi tulang. Hal ini menyoroti tantangan dalam mengidentifikasi korban dalam arkeologi berusia berabad-abad.
Temuan ini memberikan cahaya baru bagi para peneliti untuk memahami penyebaran Smallpox di Peru kolonial awal, yang dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang dampak penyakit tersebut pada masyarakat masa lalu.
Dengan memberikan terobosan penting, penemuan ini mengarah pada pemahaman yang lebih mendalam tentang wabah penyakit pada periode waktu tersebut, yang merupakan langkah kritis dalam menghubungkan sejarah dengan aspek medis epidemiologi masa lalu.